Jogjanetwork.id, 24 Juli 2025
Dunia kembali was-was setelah munculnya serangkaian ledakan misterius di Iran yang terjadi hampir setiap hari selama beberapa pekan terakhir. Insiden ini tak hanya memicu kekhawatiran masyarakat, tetapi juga melahirkan dugaan kuat akan adanya sabotase terencana oleh Israel, sebagaimana diberitakan berbagai media internasional.
Baca juga: Serangan Israel ke Suriah, Meningkatkan Ketegangan Dunia
Ledakan dan kebakaran melanda sejumlah lokasi vital, mulai dari kilang minyak Abadan, permukiman di Teheran dan Qom, hingga fasilitas industri. Semua ini terjadi dalam bayang-bayang trauma pasca-konflik singkat antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat pada bulan Juni lalu.
Sebagaimana dilaporkan oleh media besar seperti The New York Times, Israel National News, The Week, hingga The Jerusalem Post, sejumlah pejabat Iran — termasuk dari Garda Revolusi Islam (IRGC) — secara diam-diam menuding keterlibatan Israel. Seorang pejabat Eropa menyebut pola ini sebagai bagian dari strategi perang psikologis khas Mossad, untuk menciptakan kekacauan internal dan melemahkan titik-titik vital negara.
Namun, hingga kini belum ada bukti konkret yang dirilis ke publik. Pemerintah Iran menyatakan bahwa ledakan disebabkan oleh kebocoran gas, pembakaran sampah, atau infrastruktur tua, namun penjelasan ini sulit diterima mengingat frekuensi kejadian mencapai 1–2 kali per hari.
Kilang Abadan dan Puncak Kekhawatiran

Salah satu peristiwa yang paling memprihatinkan terjadi di kilang minyak Abadan pada Sabtu, 19 Juli 2025. Ledakan hebat merenggut satu nyawa, melukai beberapa lainnya, dan memaksa jalur produksi dihentikan. Insiden ini makin menambah kecemasan umat, khususnya di Iran, yang tengah berusaha bangkit dari kondisi pascakonflik.
Iran masih bersikap diam sembari mengumpulkan bukti-bukti. Selama ini, Iran dikenal sebagai negara yang tidak mau bertindak gegabah—setiap langkahnya harus didasarkan pada data, pertimbangan strategis, dan bukti yang kuat. Pendekatan Iran ini diyakini sebagai bagian dari strategi jangka panjang Iran untuk menjaga legitimasi internasional dan menghindari jebakan konflik terbuka yang justru menguntungkan pihak lawan.
Jejak Konflik yang Belum Usai
Tercatat, Iran telah mengeksekusi enam orang dan menahan lebih dari 700 lainnya atas dugaan keterlibatan dalam jaringan mata-mata yang dituduhkan berafiliasi dengan Israel. Mossad sendiri sempat mengeluarkan pernyataan samar tentang operasi intelijen yang “masih berlangsung” di kawasan musuh.
Dalam kaca mata sejarah, konflik bayangan antara kedua negara ini telah berlangsung lama — mulai dari pembunuhan ilmuwan nuklir hingga sabotase fasilitas strategis seperti Natanz.
Ikuti perkembangan : Vonis Lembong: Mens Rea, Tafsir Hukum, dan Ekonomi Pancasila