Ngegas Tipis, Ngopi Manis di Tambi Dan Telaga Menjer

jogjanetwork.id 28 Juli 2025

Kalau ada istilah “liburan rasa healing, dompet tetap adem,” touring Genk Hedon ke Wonosobo ini cocok banget jadi contohnya. Tanpa perlu pasang badan kayak gladiator, rombongan ini gas tipis-tipis ke dua destinasi alam keren: Kebun Teh Tambi dan Telaga Menjer. Hasilnya? Mata segar, pikiran enteng, dan feed Instagram makin kinclong.

Baca juga : Touring Sepeda Motor: Gaya Hidup Aktif untuk Lansia

Ngeteh Sambil Ngangkat Kamera di Kebun Teh Tambi

Perjalanan dimulai dari Kebun Teh Tambi, agrowisata peninggalan masa kolonial yang sekarang udah lebih cocok disebut surganya si hijau. Terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, sekitar 30 menit dari pusat Wonosobo, kebun ini punya luas 830 hektare. Udara sejuknya 15-20°C, cocok buat mereka yang hatinya sering overheat karena deadline atau mantan.

Gunung Sindoro jadi latar belakang, dan daun teh yang dipetik rapi kayak habis nyalon bikin semua orang refleks ngeluarin kamera. Bahkan ada jembatan bambu kuning yang jadi spot andalan buat foto ala “anak senja nyari cahaya.” Nggak cuma jalan-jalan, peserta touring juga bisa melihat proses bikin teh—dari petik, layu, gulung, sampai siap seduh. Jadi sekarang kalau minum teh, mereka udah bisa bilang, “Ini hasil investigasi rasa.”

Telaga Menjer: Danau Tenang, Hati Lapang

Usai ngeteh dan ngonten, perjalanan lanjut ke Telaga Menjer. Lokasinya di Desa Maron, Kecamatan Garung. Telaga ini kayak danau yang males viral, tapi justru itu daya tariknya: alami, luas, dan tenang kayak dosen yang udah pasrah sama skripsi mahasiswa.

Luasnya 70 hektare dan dikelilingi bukit hijau. Kalau cuaca cerah, airnya mantulin langit biru dan siluet Gunung Sindoro yang bikin siapa pun auto merenung, “Kok bisa ya, alam secantik ini diem-diem aja?” Kata Joko Susanto, anggota Genk Hedon.

READ  SIAPA MELUKAI PETANI

Kalian bebas ngapain aja: naik perahu, mancing, duduk diam sambil mikir masa depan, atau foto-foto floating garden yang gemas. Ada juga area camping buat yang mau menguji cinta sejati di bawah bintang.

Bukan Touring Biasa, Tapi Touring Bermakna

Rutenya memang naik-turun, kadang aspalnya sedikit menguji iman (dan shockbreaker), tapi semua terbayar sama pemandangan dan tawa bareng. Touring kali ini bukan cuma soal ngegas, tapi juga soal nyambungin silaturahmi, recharge jiwa, dan ngisi galeri HP.

Pak Lurah Genk Hedon, Dodi PS, bilang, “Wonosobo ini underrated, padahal pemandangannya top. Kami ingin lebih banyak orang tahu—karena healing nggak harus mahal, cukup bawa motor dan teman yang nggak gampang ngeluh boyok.”

🧭 Tips ala Hedon

  • Datang pagi atau sore biar nggak kepanasan dan dapet golden hour.
  • Tiket murah meriah (Rp10.000-an), tapi pemandangan mahal.
  • Bawa kamera, bawa temen, dan bawa hati yang siap dibuat adem.
  • Jangan buang sampah sembarangan—alam ini bukan tong sampah hatimu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *