Perang Dagang AS-China: Mampukah Amerika Menjinakkan TikTok?

jogjanetwork.id 22 September 2025

Di tengah ketegangan panjang antara Washington dan Beijing, nasib TikTok di Amerika Serikat tampaknya menemui titik terang. Pemerintah AS mengumumkan kemajuan signifikan dalam negosiasi yang akan menempatkan algoritma inti aplikasi ini di bawah kendali perusahaan Amerika, dengan mayoritas kursi dewan pengawas diisi oleh warga AS.

Baca juga: Rencana Komdigi Pembatasan Akun: Lagu Lama yang Berbahaya

Karoline Leavitt, juru bicara Gedung Putih, dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa kesepakatan sudah di ambang finalisasi. “Kami hampir selesai. Tim presiden kini bekerja sama dengan pihak Tiongkok untuk merampungkan detailnya,” ujarnya dalam wawancara di Saturday in America di Fox News pada 20 September 2025.

Kesepakatan ini merupakan buah dari pembicaraan telepon maraton antara Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sehari sebelumnya, pada 19 September 2025. Ini menjadi kontak langsung pertama kedua pemimpin sejak Juni lalu, menandakan urgensi isu TikTok yang telah lama menjadi duri dalam hubungan bilateral kedua negara, di samping perang dagang yang masih membayangi.

Oracle dan Pengamanan Data

Inti dari negosiasi ini adalah pengalihan kendali algoritma TikTok, yang selama ini menjadi sumber kekhawatiran Washington karena potensinya dimanipulasi untuk memengaruhi opini publik. Pemerintah AS menunjuk raksasa teknologi Oracle sebagai penanggung jawab keamanan data dan sistem aplikasi TikTok di Amerika. Rencananya, sebuah dewan pengawas dengan tujuh kursi akan dibentuk untuk mengelola operasi TikTok di AS. Dewan itu enam di antaranya dipegang oleh warga Amerika. Langkah ini diharapkan dapat meredam kekhawatiran soal privasi dan keamanan data pengguna.

Baca juga: Uni Eropa Curigai Kolaborasi AI Raksasa Teknologi

Selain itu, skema investasi yang melibatkan Oracle dan pihak lain tengah digodok untuk mengurangi dominasi ByteDance, perusahaan induk TikTok asal Tiongkok. Upaya ini sejalan dengan undang-undang yang disahkan Kongres AS pada 2024. UU itu mewajibkan TikTok untuk dialihkan ke kendali AS atau menghadapi larangan operasi per Januari 2025. Trump sebelumnya sempat memperpanjang tenggat waktu operasi TikTok melalui perintah eksekutif. Kini menegaskan komitmennya untuk menjaga keseimbangan antara keamanan nasional dan kebebasan penggunaan aplikasi. “Presiden Trump memahami pentingnya melindungi data warga Amerika, sekaligus memastikan TikTok tetap menjadi bagian dari dinamika demokrasi kita,” kata Leavitt.

READ  Gebrakan Prabowo di Panggung PBB Dan Pujian Trump

Ketegangan dan Harapan di Antara Dua Kekuatan

Namun, dari sisi Beijing, respons atas kesepakatan ini masih diselimuti ambiguitas. Pemerintah China, dalam pernyataan resminya, menegaskan bahwa mereka menghormati keputusan bisnis perusahaan. Namun menyerukan agar negosiasi dilakukan secara adil, transparan, dan sesuai hukum pasar. “Kami berharap AS menciptakan lingkungan bisnis yang tidak diskriminatif bagi perusahaan Tiongkok,” demikian pernyataan Beijing, tanpa menyebut secara eksplisit apakah ByteDance bersedia melepaskan kendali atas algoritma TikTok.

Baca juga: Paradox Gen Z : Antikemapanan Tapi Pilih Aman

Bagi Amerika, algoritma TikTok adalah inti dari kekhawatiran keamanan nasional. Pejabat AS menilai bahwa algoritma tersebut dapat digunakan untuk memengaruhi preferensi pengguna secara halus, sebuah risiko yang dianggap sulit dideteksi. Di sisi lain, TikTok telah menjadi fenomena budaya dan politik, terutama di kalangan generasi muda, yang menjadikannya alat penting dalam dinamika demokrasi modern, sebagaimana disinggung Leavitt.

Sementara kesepakatan ini menjanjikan solusi bagi ketegangan yang telah berlangsung bertahun-tahun, pertanyaan besar masih menggantung: akankah ByteDance benar-benar rela melepaskan algoritma yang menjadi jantung kesuksesan TikTok? Atau akankah negosiasi ini kembali terjebak dalam tarik-menarik geopolitik? Yang jelas, di tengah laju perkembangan digital, TikTok tetap menjadi simbol perjuangan untuk mengendalikan ruang virtual di era modern.

Satu tanggapan untuk “Perang Dagang AS-China: Mampukah Amerika Menjinakkan TikTok?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *