jogjanetwork.id
London, 28 September 2025 – Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, yang juga menjabat sebagai Ketua Eksekutif Tony Blair Institute for Global Change (TBI), sedang dalam pembicaraan untuk memimpin otoritas transisi internasional di Jalur Gaza. Usulan ini muncul sebagai bagian dari rencana perdamaian baru yang didukung oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang bertujuan membangun administrasi sementara pasca-konflik di wilayah tersebut. Rencana ini, yang disebut Gaza International Transitional Authority, diharapkan berlangsung hingga lima tahun dan didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta negara-negara Teluk.
Baca juga: Prabowo: Indonesia Akan Mengakui Negara Israel, Jika…
Menurut laporan dari berbagai media internasional, Blair dipilih karena pengalamannya dalam diplomasi Timur Tengah dan komitmennya terhadap solusi dua negara. Sebagai ketua TBI, Blair telah lama terlibat dalam isu global seperti pembangunan ekonomi Palestina dan keamanan pangan dunia, termasuk inisiatif membersihkan ranjau di Ukraina yang krusial bagi keamanan pangan global. Usulan ini pertama kali dilaporkan oleh Financial Times dan kini mendapat dukungan luas dari sumber-sumber otoritatif seperti BBC, Reuters, dan The Economist.
Dukungan Kuat dari Washington
Pemerintahan Trump secara terbuka mendukung penunjukan Blair sebagai pemimpin sementara Gaza, dengan rencana yang melibatkan dewan pengawas internasional untuk mengelola rekonstruksi dan stabilitas wilayah tersebut. Menurut Reuters, Blair telah terlibat dalam diskusi awal sejak awal September, di mana ia diusulkan untuk memimpin otoritas transisi yang mengecualikan Hamas dan Otoritas Palestina sementara, guna menghindari pengaruh politik yang berpotensi memicu konflik baru. The Guardian melaporkan bahwa Gedung Putih melihat Blair sebagai figur netral yang mampu menjembatani kepentingan AS, Israel, dan negara-negara Arab, dengan dukungan dari negara-negara Teluk seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Baca juga: Netanyahu Hindari Udara Prancis Takut Penangkapan ICC
The Economist, dalam analisis terbarunya, menyoroti bahwa peran Blair bisa menjadi “momen kunci” bagi upaya perdamaian, mengingat rekam jejaknya dalam membangun hubungan pasca-konflik, meskipun ia pernah dikritik atas keterlibatannya dalam invasi Irak 2003. Majalah tersebut juga mencatat bahwa TBI Blair telah berkontribusi pada strategi perdagangan Inggris dan inisiatif anti-kriminalitas global, yang bisa diterapkan di Gaza untuk pembangunan ekonomi. BBC menambahkan bahwa Blair fokus pada pengembangan ekonomi Palestina sebagai prasyarat solusi dua negara, yang selaras dengan visi otoritas transisi ini.
Respons Palestina serta Komunitas Global
Meski mendapat dukungan dari Barat, usulan ini menuai kontroversi di kalangan Palestina dan aktivis hak asasi manusia. Middle East Eye melaporkan bahwa otoritas transisi yang dipimpin Blair berpotensi mengecualikan representasi Palestina asli, yang bisa dilihat sebagai bentuk intervensi asing. Sky News mengutip sumber diplomatik yang menyatakan bahwa pembicaraan melibatkan PBB untuk memastikan mandat internasional, tetapi kritik muncul dari kelompok yang khawatir peran Blair akan memperkuat pengaruh Israel.
Di sisi lain, New York Post menyoroti dukungan Trump yang tegas, dengan rencana yang mencakup bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi infrastruktur di bawah pengawasan Blair. Sementara itu, Arab News mencatat potensi kolaborasi dengan negara-negara Teluk, yang melihat inisiatif ini sebagai langkah menuju stabilitas regional. The Cradle menambahkan bahwa diskusi ini bagian dari upaya AS untuk membentuk “otoritas supreme” di Gaza, meskipun tantangan logistik dan politik tetap tinggi.
Pengamat internasional seperti yang dikutip oleh The Arab Weekly memprediksi bahwa jika terealisasi, peran Blair bisa menjadi tonggak baru dalam diplomasi Timur Tengah, terutama di bawah mandat PBB. Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari kantor Blair atau TBI, tetapi perkembangan ini dipantau ketat oleh komunitas global
2 tanggapan untuk “Trump Dukung Tony Blair Pimpin Otoritas Transisi Gaza”