Beasiswa IKA UII: Menyalakan Api Kebermanfaatan untuk Negeri

jogjanetwork.id

Dr. Ari Yusuf Amir, Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) menyampaikan, bahwa organisasi yang ia pimpin bukan sekadar wadah berkumpulnya para alumni. “IKA UII bukan sekadar wadah silaturahmi, melainkan sebuah ikatan batin yang memikul tanggung jawab moral untuk negeri ini. Kita menyadari, betapa beratnya amanah bangsa di pundak generasi hari ini, dan IKA UII terpanggil untuk menyiapkan kader-kader yang kelak akan berdiri tegak mengemban tanggung jawab di ruang-ruang publik,” kata Ari dalam pembicaraan “Renungan Kemerdekaan” dengan jogjanetwork.id di Keboen Cikeas 19.

Baca juga: IKA UII Jawab Mendagri Ciptakan Pilkada Berdaulat

Sejarah sudah membuktikan. Dari rahim UII lahir sosok-sosok yang mewarnai perjalanan bangsa, khususnya dalam penegakan hukum dan moralitas publik. Kita mengenal almarhum Artidjo Alkostar dengan ketegasannya yang menjadi mimpi buruk bagi koruptor. Kita melihat Mahfud MD yang gagasannya selalu melampaui zaman. Kita menyaksikan integritas Suparman Marzuki dan keberanian Busyro Muqoddas. Semua adalah jejak nyata bahwa alumni UII bukan sekadar hadir, tetapi berperan besar dalam menyalakan cahaya keadilan di negeri ini.

Warisan Para Pendiri Bangsa

UII sendiri berdiri atas gagasan besar para pendiri bangsa: Dr. Mohammad Hatta, Moh. Natsir, KH. Wahid Hasyim, Mas Mansyur, KH. Abdul Kahar Mudzakkir, dan masih banyak lainnya. Mereka menanamkan visi keindonesiaan yang berpadu erat dengan nilai keislaman. Keindonesiaan yang diwujudkan lewat pengabdian dan pelayanan untuk negeri, sementara keislaman menuntun setiap langkah agar selalu berada di jalan keberkahan.

“Visi itu bukan sekadar sejarah. Ia adalah amanah yang kini dipikul oleh seluruh alumni UII di manapun berada,” kata Ari.

Beasiswa sebagai Investasi Peradaban

Menghidupkan warisan itu, IKA UII memiliki program unggulan berupa beasiswa pendidikan. Program ini bukan hanya memberikan biaya kuliah, melainkan menyalakan api perjuangan melalui ilmu. Ketua IKA UII, Dr. Ari Yusuf Amir, menegaskan, “Kuliah bukan sekadar mengejar gelar, melainkan jalan untuk meningkatkan kesejahteraan, martabat, dan karier yang lebih mulia.”

READ  Derita Petani Tebu: Ironi di Bawah Tongkat Kebijakan

Karena pada akhirnya, yang akan dikenang dari manusia bukanlah gelar atau jabatan yang kita sandang, melainkan seberapa besar jejak keberkahan yang kita tinggalkan

Filosofi yang melandasinya sederhana namun dalam. “Uang bisa habis, tetapi ilmu menetap. Ia mengangkat derajat, memengaruhi kualitas hidup, bahkan menentukan posisi seseorang dalam masyarakat. Karena itu, beasiswa adalah investasi abadi, bukan hanya bagi individu penerima, tetapi juga bagi masa depan bangsa,” kata Ari yang juga pengacara Tom Lembong ini.

Menurut Ari, sejauh ini, IKA UII telah menyalurkan ratusan beasiswa S1, serta puluhan beasiswa S2 dan S3 baik di dalam maupun luar negeri. Dana tersebut berasal dari berbagai dukungan, termasuk CSR korporasi seperti Hana Bank.

Dari Penerima, Menjadi Pemberi

Beasiswa bukanlah garis akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih besar. Ditegaskan oleh Ari, para penerima beasiswa diharapkan tidak berhenti pada dirinya sendiri, melainkan melanjutkan prinsip kebermanfaatan itu dengan berkontribusi kembali pada IKA UII dan generasi berikutnya.

“Kontribusi itu bisa terwujud dalam berbagai bentuk, menjadi pengurus alumni yang kredibel, menjunjung integritas, dan menjaga komitmen keislaman sekaligus keindonesiaan. Inilah cara agar api kebaikan terus menyala dan tidak padam ditelan waktu,” katanya penuh semangat.

Menggalang Dana dengan Kreatifitas

Untuk menjaga keberlanjutan program ini, IKA UII tidak hanya mengandalkan donasi rutin. Kreativitas juga hadir dalam bentuk kegiatan kebersamaan yang inspiratif, salah satunya Open Tournament Golf and Charity yang akan digelar pada 25 Oktober mendatang. Ajang ini bukan sekadar olahraga, tetapi juga ruang kontribusi, di mana setiap partisipasi menjadi amal, setiap ayunan stik golf menjadi simbol harapan bagi anak bangsa.

Rumah Besar yang Tak Pernah Padam

Para alumni kampus tertua di Indonesia itu menjadikan IKA UII sebagai rumah besar mereka. Dari UII mereka berangkat, dan ke UII mereka kembali untuk memberi. “Dari sini kita menerima, dan di sini pula kita berbagi,” ujar Ari filosofis.

READ  Mata Hati untuk Keadilan: Harapan Ketua KY 2013-2015 atas Banding Tom Lembong

“Karena pada akhirnya, yang akan dikenang dari manusia bukanlah gelar atau jabatan yang kita sandang, melainkan seberapa besar jejak keberkahan yang kita tinggalkan,” pungkasnya.

Satu tanggapan untuk “Beasiswa IKA UII: Menyalakan Api Kebermanfaatan untuk Negeri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *