jogjanetwork.id 24 September 2025
Sorot lampu di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa biasanya hanya menghadirkan formalitas diplomasi yang kaku. Namun kali ini, ada suasana yang berbeda. Panggung Sidang Majelis Umum PBB ke-80 seakan bergetar ketika Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melangkah mantap menuju mimbar.
Baca juga: Dunia Dukung Palestina, Melawan Kebiadaban Israel
Pidatonya bukan sekadar rangkaian kalimat diplomatik. Dengan suara lantang, gestur penuh keyakinan, bahkan hentakan tangan ke meja mimbar, Prabowo menghadirkan energi yang jarang terlihat di forum internasional. Delapan kali tepuk tangan—termasuk satu standing ovation—menjadi bukti bagaimana pesan perdamaian, keadilan, dan solidaritas yang disampaikannya merambat jauh ke hati para pemimpin dunia.
Mengguncang dengan Keadilan dan Solidaritas

Sejak kalimat pembuka, Prabowo langsung mencuri perhatian. Ia mengutip Thucydides, filsuf Yunani kuno, untuk menekankan bahwa keadilan adalah dasar bagi peradaban bangsa. Kutipan klasik itu seakan menjembatani masa lalu dan masa kini, membuat para delegasi serentak memberikan tepuk tangan pertama.
Momentum semakin kuat ketika Prabowo berbicara soal sejarah penjajahan, tentang bangsa Indonesia yang pernah berjuang dalam belenggu penindasan. Dengan suara bergetar namun tegas, ia mengetukkan tangannya ke meja, menandai tekad untuk tidak membiarkan ketidakadilan terus berulang di dunia modern.
Baca juga: Pengakuan Palestina Oleh Eropa Guncang AS dan Israel
Isu Palestina menjadi puncak emosi pidato. “Indonesia sangat berbesar hati melihat semakin banyak negara mengakui Palestina,” ujarnya lantang. Ketukan tangan ke meja kali ini terasa lebih dalam, seakan menggema di seluruh ruangan. Dengan nada penuh keyakinan, ia menegaskan bahwa keadilan berarti mengakui hak hidup kedua belah pihak. “Hanya dengan solusi dua negara, dua keturunan Abraham dapat hidup dalam rekonsiliasi, damai, dan harmoni.”
Kata-kata itu tak hanya direspons dengan tepuk tangan panjang, tetapi juga berdiri penuh hormat dari sejumlah delegasi—standing ovation yang jarang diberikan dalam forum sebesar ini.
Pujian Dunia, Senyum Trump
Keberanian Prabowo tak hanya bergema di ruang sidang. Dalam Multilateral Meeting on the Middle East di Ruang Konsultasi Dewan Keamanan PBB, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan pujian terbuka. “Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan mengetukkan tangan di meja itu,” ujar Trump sembari tersenyum, menatap Prabowo dengan penuh penghargaan.
Gestur sederhana itu membawa makna besar. Bagi Trump, gaya Prabowo bukan sekadar teatrikal, melainkan simbol keberanian menyuarakan kebenaran di tengah dunia yang sering terjebak kompromi politik.
Indonesia, Suara yang Disegani
Delapan kali tepuk tangan yang menggema sepanjang pidato menjadi tanda bahwa Indonesia kini tampil sebagai aktor penting di panggung diplomasi global. Sebagai pembicara ketiga di sidang tersebut, Prabowo berhasil memanfaatkan panggung internasional untuk menegaskan posisi Indonesia: bangsa yang tidak sekadar hadir, tetapi menyuarakan harapan dunia.
Dengan gaya tegas sekaligus emosional, ia mengubah ruang sidang formal menjadi arena penuh semangat. Pesannya jelas: perdamaian bukan pilihan lemah, melainkan sikap moral yang mengguncang, menyatukan, dan memberi harapan baru bagi dunia.
Satu tanggapan untuk “Gebrakan Prabowo di Panggung PBB Dan Pujian Trump”