Prabowo Undang Al Irsyad Al Islamiyyah Ke Hambalang

jogjanetwork.id 31 Agustus 2025

Di bawah langit cerah Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kediaman pribadi Presiden Prabowo Subianto menjadi saksi pertemuan yang hangat sekaligus penuh makna pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Di tengah suasana yang masih dibayangi gejolak sosial pasca-kerusuhan 29 Agustus di berbagai daerah di Indonesia, Prabowo mengundang Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyyah dan 15 organisasi masyarakat (ormas) Islam lain, untuk berdialog. Bukan sekadar pertemuan formal, momen ini terasa seperti obrolan dari hati ke hati, membahas tantangan kebangsaan dan upaya merajut kedamaian.

Baca juga: Dari Kata Menjadi Petaka: Ketika Pejabat Tak Jaga Mulut

Ditemani Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Muhammad Herindra, serta sejumlah menteri dari Kabinet Merah Putih, Prabowo membuka pintu rumahnya dengan satu tujuan besar: mengajak ormas Islam menjadi mitra pemerintah dalam menjaga situasi masyarakat yang kondusif. “Presiden dan para pimpinan ormas Islam yang hadir melakukan dialog dari hati ke hati, memahami situasi kebangsaan secara umum, tapi lengkap dan mendalam,” ungkap Halim Bakhabasy, Sekretaris Jenderal Al Irsyad Al Islamiyyah, kepada jogjanetwork.id usai pertemuan.

Halim Bakhabasy, Sekjend Al Irsyad Al Islamiyyah

Latar Belakang yang Membakar Emosi

Pertemuan ini tidak lahir dari kehampaan. Beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada 28–29 Agustus 2025, sejumlah kota besar di Indonesia—Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, hingga Yogyakarta—dirundung ketegangan. Aksi protes yang awalnya dipicu oleh penolakan terhadap tunjangan rumah anggota DPR RI berubah menjadi luapan kemarahan setelah sebuah peristiwa tragis mencuat. Affan Kurniawan, seorang pemuda berusia 21 tahun yang berprofesi sebagai pengendara ojek online, tewas setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri. Insiden ini menjadi percikan yang membakar emosi massa, memicu unjuk rasa yang berlangsung hingga Sabtu siang.

READ  Bukan Dalang, Tapi Penjilat: Masalah Terbesar Indonesia

Di tengah situasi yang memanas, Prabowo tampil dengan pendekatan yang berbeda. Alih-alih hanya mengandalkan pendekatan keamanan, ia memilih jalan dialog. Ia menyadari, ormas Islam dengan basis massa yang besar memiliki peran strategis. “Presiden menyadari ormas Islam memiliki basis massa yang cukup besar dan selama ini telah berkontribusi terhadap kemerdekaan dan mengawal pembangunan bangsa hingga saat ini,” kata Halim, menggambarkan semangat yang dibawa dalam pertemuan tersebut.

Komitmen untuk Kedamaian

Dalam dialog yang berlangsung di Hambalang, Prabowo dan pimpinan ormas Islam sepakat untuk bekerja sama menciptakan suasana masyarakat yang tenang dan damai. Bagi Al Irsyad Al Islamiyyah, organisasi yang sejak berdiri pada 1914 selalu mengedepankan pendidikan dan akhlakul karimah, pertemuan ini menjadi panggilan untuk memperkuat misi mereka. Halim menegaskan, Al Irsyad akan menyerukan kepada anggotanya untuk menyebarluaskan gagasan berkeadaban, sebagaimana diajarkan oleh pendirinya, Syaikh Ahmad Surkati. “Kami juga akan menghimbau para mubaligh atau dai Al Irsyad agar terus menyampaikan akhlak dalam khutbah-khutbahnya,” tambahnya.

Pesan akhlak dan kedamaian ini bukan sekadar jargon. Bagi Al Irsyad, ini adalah cerminan dari nilai-nilai yang telah mereka junjung selama lebih dari seabad. Dalam situasi yang rawan konflik, pesan ini menjadi semakin relevan. Para dai diharapkan menjadi penyejuk di tengah masyarakat, mengingatkan pentingnya menjaga tata cara bermusyawarah dengan kepala dingin, tanpa kekerasan.

Menyiram Bara dengan Kesejukan

Pertemuan di Hambalang ini bukan hanya soal menyamakan visi, tetapi juga tentang membangun jembatan antara pemerintah dan masyarakat melalui ormas Islam. Prabowo, dengan pengalaman panjangnya sebagai pemimpin militer dan kini sebagai kepala negara, tampak memahami bahwa menjaga stabilitas tidak cukup hanya dengan kebijakan dari atas. Dibutuhkan keterlibatan akar rumput, dan ormas Islam adalah salah satu pilarnya.

READ  Al Irsyad: Sampaikan Dorongan Moral untuk Presiden Prabowo

Di sisi lain, peristiwa tragis yang menimpa Affan Kurniawan menjadi pengingat bahwa komunikasi antara aparat dan masyarakat perlu terus diperbaiki. Kerusuhan yang terjadi menunjukkan betapa cepatnya ketegangan dapat membesar jika kepercayaan publik terhadap institusi mulai goyah. Dialog di Hambalang, meski sederhana, menjadi langkah awal untuk menyiram bara dengan kesejukan.

Ketika matahari terbenam di Hambalang, para tamu meninggalkan kediaman Prabowo dengan semangat baru. Ada harapan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan ormas Islam dapat menjadi jangkar kedamaian di tengah badai. Seperti kata Halim, “Kami ingin masyarakat tidak hanya tenang, tetapi juga hidup dengan penuh akhlak dan keadaban.” Di tengah tantangan kebangsaan yang kompleks, dialog ini menjadi titik terang bahwa kedamaian masih mungkin diraih, satu percakapan pada satu waktu.

2 tanggapan untuk “Prabowo Undang Al Irsyad Al Islamiyyah Ke Hambalang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *